PAMERAN LUKISAN

Diantara langit yang mendung. Ternyata cuaca tidak bisa diprediksi, bahkan BMKG sekalipun. Siaran televisi mengatakan bahwa cuaca sedang cerah. Langit tidak bicara banyak. Ia hanya memberi hujan untuk memenuhi kebutuhan hewan, tumbuhan, dan manusia.

Aku basah kuyup, seperti berenang diantara para nelayan yang sedang menangkap ikan. Lalu kau muncul dengan busana yang mengindahkan mata. Aku cukup lucu bukan? Memakai kerudung bermotif bunga, katamu. Aku diam, menatapmu, dan tersenyum.

Pukul 3 sore pameran lukisan baru dibuka. Disana ada bayang-bayang yang dipenuhi warna. Tiap warna dipenuhi dengan unsur cinta. Tapi lukisan tidak hidup, ia hanya media ekspresi diatas kanvas. Lalu kau diam-diam dan menjelma lukisan. Ku kecup keningmu diantara bunyi yang sunyi. Ku ukir rima diantara lukisan yang menggambarkan wajahmu.