Unggulan

UNTUK LIA

Beberapa takdir dituliskan oleh Tuhan dalam catatannya sebagai pencipta manusia dan semesta. Sebagian orang tumbuh dan berkembang mengikuti filosofi air. Selebihnya aku dan kau adalah kekosongan yang tidak pernah diisi oleh apapun.

Pada waktu yang sama buku-buku berhamburan dan rak yang diisi beragam jenis pemikiran meminta pergi. Karena aku terlalu gila untuk memikirkann sifat-sifat dan karakter manusia.

Hari minggu adalah hari yang aku nantikan daripada hari lainnya. Karena bagi kaum nasrani hari minggu adalah hari dimana mereka memanjatkan doa-doa. Setiap doa berisi tentang harapan mimpi dan cita-cita. Namun bagiku doa bisa dipanjatkan setiap waktu. Setiap saat, bahkan sangat dekat. Dimana bibirmu mendekap tanpa sekat.

Butiran pasir yang maha luas dibibir pantai memisahkan beberapa partikel dan mikroba yang tidak bisa dilihat mata telanjang. Begitu pun perasaan, cinta, dan pemikiran. Semua tampak fana jika dilihat dari kacamata usia. Seperti hidup dimasa api tanpa persekusi.

Kaum liberal berkata tentang politisi. Kaum atheis berbicara tentang agama. Kaum fanatic bicara tentang dogma. Kaum religius membicarakan doa. Namun, aku kaum tanpa arti yang tidak bisa membicarakan apapun tentang takdir diatas sejadah ketika khutbah jumat.

Aku membicarakan takdir seolah mengerti tentang masa depan. Namun dihadapan Tuhan, aku pasrah dengan takdir yang akan Ia berikan. Termasuk engkau yang sedang aku harapkan. Aku pasrahkan doaku, pada mimpi semalam yang berisi tentang ramalan bintang.

Dimasa depan, bukan masa lampau. Manusia akan mengubah cara berpikir dan belajar dari pengalaman. Tetapi aku ingin berubah menjadi karakter yang ada dimanga. Aku juga ingin merubah diriku sendiri di masa sekarang. Dimana aku memeluk erat puan. Membangun harapan bersama dimasa yang akan datang.

Aku hadir dalam tidurmu. 

Aku hadir dalam kantukmu.

Kau hadir dalam doaku.

Kau hadir memelukku.

Kau untuh hari ini.

Untuk manusia yang aku inginkan.

Untuk perempuan yang selalu aku doakan.

Kau hidup dan rubuh.

Aku rubuh dan jatuh.

Kau angkara murka.

Kau adalah tempatku dalam takdir menuju bibir usia. 

Kau merpati, yang kuberi nama kamilia sukmawidewi.

Komentar