Langsung ke konten utama

Unggulan

BATAS JIWA

Malam ini uang pada tungku itu mati. Lalu jiwa merayap pada kekosongan hati. Tubuh menjadi pembatas diantara ramai dan sepi. Karena kesendirian menjadi tempat untuk menyambut pagi. 

Barangkali rumah kecil menganggap kehadiranku sedang baik-baik saja. Dan gitar yang terpampang ingin segera dimainkan. Lalu nada minor menjadi teman untuk memainkan kesedihan. Dan buku-buku dengan sejuta sajak ingin segera dibacakan. 

Jiwaku mulai lelah dan remuk ditikam habis-habisan. Sedangkan aku tidak tahu kematian akan menjemputku kapan. Aku masih saja terjebak di bumi kesendirianku. Aku masih saja terjebak dalam jurang  kedalaman diriku. 

Komentar