Langsung ke konten utama

Unggulan

MANUSIA PENCAKAR LANGIT






 Sesekali tawa menjadikanku sebagai seseorang yang gembira menutup mata dari keramaian untuk membukakan hati dan jiwa, Dan kurasa dulu aku seseorang yang buta akan pandangan hidup, Seperti orang yang sedang berjalan di atas langit dan mata slalu gelap saat wajah menghadap ke seisi bumi, Dari segala tujuan hidup aku memutuskan untuk turun kebumi untuk mengobati mataku yang buta terhadap hidup manusia.
    
 Menurutku setiap manusia berhak akan hidupnya dan sebagai manusia hendaklah kita membuka jiwa dan pikiran kita untuk melihat manusia lainnya, Kadang kita berhak menjadikan setiap individual itu untuk di jadikan sebagai gambaran atas kebaikan dan keburukan dalam setiap individu tersebut, kadang juga kita harus memikirkan bagaimana setiap individu itu hidup.
   
  Aku pernah bertemu pada jiwa yang sedang lapar dan haus untuk diisi perutnya, Dan terkadang setiap pertanyaan terus keluar dari benakku, Kenapa mereka harus susah payah untuk bertahan hidup sedangkan tuhan telah mnciptakan segalanya untuk manusia, Tuhan telah menciptakan air untuk kita bisa minum sepuasnya dan tuhan menciptakan setiap isi dibumi ini agar kita bisa makan sepuasnya, Namun realitas berbeda dari konsep tuhan ketamakan manusialah yang membuat bumi sedang diambang kehancuran, “Bagaimana bisa aku sebut bumi dalam keadaan baik-baik saja? Sedangkan manusia itulah yang menjadi tuhan untuk dirinya sendiri, Mereka memberi makan setiap manusia untuk keuntungannya sendiri lalu sebagian manusia lainnya tidak beruntung untuk hidup dimana setiap rasa lapar harus dibeli oleh uang, Dan mereka yang mengaku dirinya tuhan berlomba-lomba menuju langit dan merusak segala isi bumi yang telah diciptakan oleh tuhan yang sebenarnya.
  
manusia itu berlomba-lomba untuk menjadi pencakar langit menjadi tuhan untuk dirinya sendiri,, manusia itu  menjadikan setiap bagian dari seisi bumi untuk memperkaya dirinya sendiri, mengatur setiap individu untuk dijadikan budak dan penghisapan sebagai suatu bentuk ketakutan akan kelaparan, persetan kau manusia yang dipenuhi ketamakan”

     Hendaklah kita sebagai manusia untuk melawan segala ketamakan dan keangkuhan dalam diri kita sendiri, Kita hidup berdampingan dengan manusia lainnya tapi janganlah kita menjadikan diri kita tuhan tapi jadikanlah diri kita sebagai manusia yang semestinya, Buka mata dan bukalah hati kita pedulilah terhadap setiap ibu yang menyusui anaknya, Buanglah segala teori hidup mewah dengan melupakan setiap perut lapar yang meminta untuk diisi, Dan jika kita hidup hanya untuk menggapai kemewahan belaka maka secara tidak langsung kau menjadikan dirimu sebagai tuhan yang meperbudak setiap ayah yang memikul beban anak dan istrinya. 

Komentar