Sesekali tawa menjadikanku
sebagai seseorang yang gembira menutup mata dari keramaian untuk membukakan
hati dan jiwa, Dan kurasa dulu aku seseorang yang buta akan pandangan hidup,
Seperti orang yang sedang berjalan di atas langit dan mata slalu gelap saat
wajah menghadap ke seisi bumi, Dari segala tujuan hidup aku memutuskan untuk
turun kebumi untuk mengobati mataku yang buta terhadap hidup manusia.
Menurutku setiap manusia berhak akan
hidupnya dan sebagai manusia hendaklah kita membuka jiwa dan pikiran kita untuk
melihat manusia lainnya, Kadang kita berhak menjadikan setiap individual itu
untuk di jadikan sebagai gambaran atas kebaikan dan keburukan dalam setiap
individu tersebut, kadang juga kita harus memikirkan bagaimana setiap individu
itu hidup.
Aku pernah bertemu pada jiwa yang sedang
lapar dan haus untuk diisi perutnya, Dan terkadang setiap pertanyaan terus
keluar dari benakku, Kenapa mereka harus susah payah untuk bertahan hidup
sedangkan tuhan telah mnciptakan segalanya untuk manusia, Tuhan telah
menciptakan air untuk kita bisa minum sepuasnya dan tuhan menciptakan setiap
isi dibumi ini agar kita bisa makan sepuasnya, Namun realitas berbeda dari
konsep tuhan ketamakan manusialah yang membuat bumi sedang diambang kehancuran,
“Bagaimana bisa aku sebut bumi dalam keadaan baik-baik saja? Sedangkan manusia
itulah yang menjadi tuhan untuk dirinya sendiri, Mereka memberi makan setiap
manusia untuk keuntungannya sendiri lalu sebagian manusia lainnya tidak
beruntung untuk hidup dimana setiap rasa lapar harus dibeli oleh uang, Dan
mereka yang mengaku dirinya tuhan berlomba-lomba menuju langit dan merusak
segala isi bumi yang telah diciptakan oleh tuhan yang sebenarnya.
“manusia itu
berlomba-lomba untuk menjadi pencakar langit menjadi tuhan untuk dirinya
sendiri,, manusia itu menjadikan setiap
bagian dari seisi bumi untuk memperkaya dirinya sendiri, mengatur setiap individu
untuk dijadikan budak dan penghisapan sebagai suatu bentuk ketakutan akan
kelaparan, persetan kau manusia yang dipenuhi ketamakan”
Hendaklah kita sebagai manusia untuk
melawan segala ketamakan dan keangkuhan dalam diri kita sendiri, Kita hidup berdampingan
dengan manusia lainnya tapi janganlah kita menjadikan diri kita tuhan tapi
jadikanlah diri kita sebagai manusia yang semestinya, Buka mata dan bukalah
hati kita pedulilah terhadap setiap ibu yang menyusui anaknya, Buanglah segala
teori hidup mewah dengan melupakan setiap perut lapar yang meminta untuk diisi,
Dan jika kita hidup hanya untuk menggapai kemewahan belaka maka secara tidak
langsung kau menjadikan dirimu sebagai tuhan yang meperbudak setiap ayah yang
memikul beban anak dan istrinya.
Komentar
Posting Komentar